Recent Articles

Minggu, 31 Januari 2016

Eksistensialisme menurut Kirkegaard

Minggu, 31 Januari 2016 - 0 Comments

Nama : Felicia Nathania
NIM : 705140018
Pertemuan ke 10
Jumat, 3 September 2014
Dosen :Dr. Raja Oloan Tumanggor

Eksistensialisme menurut Kirkegaard
Apa itu eksistensialisme?
}  Aliran filsafat yang pokok utamanya adalah manusia dan cara beradanya yg khas di tengah makhluk lainnya.
}  Jiwa eksistensialisme ialah pandangan manusia sbg eksistensi.
}  Etimologis: ex= keluar, sistentia (sistere)=berdiri. Manusia bereksistensi = manusia baru menemukan diri sbg aku dengan keluar dr dirinya.
}  Pusat diriku terletak di luar diriku. Ia menemukan pribadinya dg seolah2 keluar dr dirinya sendiri dan menyibukkan diri dg apa yg diluar dirinya.
}  Hanya manusialah bereksistensi. Eksistensi tdk bisa disamakan dg ?berada?. Pohon, anjing berada, tapi tidak berseksistensi.
}  Eksistensialisme dr segi isi bukan satu kesatuan, tapi lebih merupakan gaya berfilsafat.
}  Beberapa tokoh filsafat yg menganut gaya eksistensialisme, a.l.: Kierkegaard, Edmund Husserl, Martin Heidegger, Gabriel Marcel, Jean Paul Sartre, dll.
}  Sulit menyeragamkan defenisi mengenai eksistensialisme, krn adanya perbedaan pandangan mengenai eksistensi itu sendiri.
}  Namun satu hal yg sama: filsafat hrs bertitik tolak pd manusia konkrit, manusia sbg eksistensi, maka bagi manusia eksistensi mendahului esensi.
Ciri-ciri eksistensialisme
?      Motif pokok adalah eksistensi, cara manusia berada. Hanya manusia bereksistensi.
?      Bereksistensi hrs diartikan scr dinamis. Bereksistensi berarti menciptakan diri scr aktif, berbuat, menjadi, merencanakan.
?      Manusia dipandang terbuka, belum selesai. Manusia terikat pd dunia sekitarnya, khususnya pd sesamanya.
?      Memberi penekanan pd pengalaman konkrit.
Biografi Kierkegaard?     
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/89/Kierkegaard.jpg/220px-Kierkegaard.jpg
?  Soren Aabye Kierkegaard (5 Mei 1813-11 November 1855) adalah seorang filsuf dan teolog abad ke-19
?   berasal dari Denmark.
?   Kierkegaard sendiri melihat dirinya sebagai seseorang yang religius dan seorang anti-filsuf.
?   Sekarang ia dianggap sebagai bapaknya filsafat eksistensialisme.
?   Kierkegaard menjembatani jurang yang ada antara filsafat Hegelian dan apa yang kemudian menjadi Eksistensialisme.
?  Kierkegaard terutama adalah seorang kritikus Hegel pada masanya dan apa yang dilihatnya sebagai formalitas hampa dari Gereja Denmark. Filsafatnya merupakan sebuah reaksi terhadap dialektik Hegel.
?  Sempat menjauh dr temannya dan agama.
?  Sempat bertunangan dg Regina Olsen, tp tdk jadi menikah.
?  1849 kembali lagi ke agamanya (Kristen).
?  Meninggal 1855 sbg org religius dan dipandang sbg tokoh di gerejanya.
?  Dia dikenal sbg bapa eksistensialisme, aliran filsafat yg berkembang 50 thn setelah kematiannya.

Pokok-pokok ajaran Kierkegaard
?      Kritik thdp Hegel: Kierkegaard memandang Hegel sbg pemikir besar, tp satu hal yg dilupakan Hegel ? menurut Kierkegaard ? adalah eksistensi menusia individual dan konkret. Manusia tdk dpt dibicarakan ?pd umumnya? atau ?menurut hakekatnya?, krn manusia pada umumnya tdk ada.
?      Yang ada itu adalah manusia konkret yg semua penting, berbeda dan berdiri di hadapan Tuhan. Manusia itu eksistensi.
?      Eksistensi berarti bagi Kierkegaard: merealisir diri, mengikat diri dg bebas, dan mempraktekkan keyakinannya dan mengisi kebebasannya.
?      Hanya manusia bereksistensi, krn dunia, binatang dan sesuatu lainnya hanya ?ada?. Juga Tuhan ?ada?. Tapi manusia hrs bereksistensi, yakni menjadi (dlm waktu) seperti ia (akan) ada (secara abadi).
?      Ada tiga cara bereksistensi: tiga sikap thdp hidup, yaitu: sikap estetis, sikap etis dan sikap religius.
?      Sikap estetis: Merengguh sebanyak mungkin kenikmatan, yg dikuasai oleh perasaan. Cara hidup yg amat bebas. Manusia hrs memilih hidup terus dg kenikmatan atau meloncat ke tingkat lebih tinggi lewat pilihan bebas.
?      Sikap etis: Sikap menerima kaidah2 moral, suara hati dan memberi arah pd hidupnya. Ciri khasnya menerima ikatan perkawinan. Manusia sdh mengakui kelemahannya, tp belum melihat cara mengatasinya. Bila ia mengakui butuh pertolongan dr atas, maka ia loncat ke sikap hidup religius.
?      Sikap religius: Berhadapan dg Tuhan, manusia sendirian. Krn manusia religius percaya pada Allah, maka Allah memperlihatkan diriNya pada manusia. Percaya model A ialah Allah hadir dimana-mana. Yang sukar adalah percaya model B: percaya bhw Allah menerima wajah manusiawi dlm Yesus agar bs berjumpa dg Dia. Kita percaya model B, bila kita percaya bhw kita yg lahir dlm waktu bisa menjadi abadi. Kita bs menjadi spt yang kita percayai.

Manusia menjadi spt yg dipercayainya
?      Pernyataan Parmenides hingga Hegel: ?Berpikir sama dengan berada? ditolak oleh Kierkegaard, krn menurutnya ?percaya itu sama dengan menjadi?. Disini dan kini manusia percaya dan menentukan bagaimana dia akan ada scr abadi. Manusia memilih eksistensinya entah sebagai penonton yg pasif, atau sebagai pemain/individu yg menentukan sendiri eksistensinya dg mengisi kebebasannya.
Waktu dan keabadian
?      Setiap org adalah campuran dr ketakterhinggaan dan keterhinggaan. Manusia adalah gerak menuju Allah, tp juga terpisah/terasing dr Allah. Manusia dpt menyatakan YA kpd Tuhan dlm iman, atau mengatakan TIDAK. Jika ia mengatakan YA, ia akan menjadi yg ia ada. Manusia hidup dlm dlm dua dimensi sekaligus: keabadian dan waktu. Kedua dimensi itu bertemu dlm ?saat?. Saat adalah titik dimana waktu dan keabadian bersatu. Kita menjadi eksistensi dlm saat, yaitu saat pilihan. Pilihan itu suatu ?loncatan? dr waktu ke keabadian.
Subyektivitas dan eksistensi sbg tugas

?      Eksistensi manusia bukan sekadar suatu fakta, tp lebih dr itu. Eksistensi manusia adalah tugas, yg hrs dijalani dg kesejatian shg org tdk tampil dg semu. Bila eksistensi suatu tugas, ia hrs dihayati sbg suatu yg etis dn religius. Eksistensi sbg tugas disertai oleh tanggungjawab. Tdk spt berada dlm massa, eksistensi sejati memungkinkan individu memilih dan mengambil keputusan sendiri. Utk itulah Kierkegaard menganggap subyektivitas dan eksistensi sejati itu suatu tugas.
Publik dan individu
?      Pendapat umum kerap didukung oleh khalayak ramai yg anonim belaka. Publik bagi Kierkegaard hanya abstraksi belaka, bukan realitas. Publik menjadi berbahaya bila itu dianggap nyata.
?      Org sering berusaha menggabungkan diri dlm kelompok dg mengumpul tanda tangan. Ini bukti org itu tdk berani tampil sendiri scr berarti. Mereka itu org2 lemah. Mengandalkan diri pd kekuatan numerik. Ini adalah kelemahan etis. Kierkegaard bukan menolak adanya kemungkinan bagi manusia utk bergabung dg yang lain. ?Hanya setelah individu itu mencapai sikap etis barulah penggabungan bersama dpt disarankan. Kalau tdk, penggabungan individu yg lemah sama memuakkan seperti perkawinan antara anak2?

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/S%C3%B8ren_Kierkegaard

Dan KBK blok Filsafat Universitas Tarumanagara




reff : http://felicianathaniapsi.blogspot.com/2014/10/eksistensialisme-menurut-kirkegaard.html

The Hunger Games - Catching Fire (2013)

The Hunger Games - Catching Fire (2013)


Sutradara Francis Lawrence
Penulis Michael Arndt, Simon Beaufoy
Pemain Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson
Durasi 2 Jam 26 Menit
Rilis 22 November 2013
Budget $ 130.000.000
Worldwide Gross $ 864.912.963
Subtitle Rilis 20 Januari 2014

---------------------------------------------------------------------
Subtitle
Indonesia Subtitle The Hunger Games Catching Fire Blu-Ray
---------------------------------------------------------------------
Cara Mendaftar--- Cara Mengunduh --- Eror saat mengextract
---------------------------------------------------------------------
The Hunger Games Catching Fire
---- Unduh Film - Login/Daftar Dulu, GRATISSS !!!
---------------------------------------------------------------------

Trailer
---------------------------------------------------------------------
Sebuah Coretan

The Hunger Games: Catching Fire main di bioskop. Sebenarnya ini bukan pelem yang mau gueh tonton di bioskop. Pengalaman film pertama hampir ketiduran dan teman yang di ajak nonton pada ngeluh semuah, ?lu ngajak gueh nonton pelem apah !!? Lama ? lama demen jugah karena gueh kudu ngerjain subsnya beng2 ama Dark Magicians (ini anak juga alay, sering gonta ? ganti nama).

Kali ini karena nganggur, diajak lagi kencan nonton pelem inih. Sebenarnya nonton berdua, laluh datang lagi temen lain yang doyan ngaret kalo nonton (yah, maklum seh rumahnya jauh). Film ini jauh lebih keren dari film pertama. Ga perlu perkenalan karakter lagi, ada banyak kejutan disini (apalagi bagi kalian yang ga baca novelnya). Lagi ? lagi beberapa adegan hampir membuat gueh ketiduran, tapi terbangun lagi karena sedang seru ? serunya dan Panem Anthem berkumandang. Paling suka disini baju ? baju karakternya, kemajuan pesat dari film pertamanya, apalagi gaun Katniss, terpana gueh nontonnya, weww, keren badai !! Sebenarnya paling suka karakter Effie dan Caesar yg cocok banget meranin host acara Silit itu. Minusnya, lagi ? lagi adegan Hunger Gamesnya kurang berdarah ? darah, maklum alasan rating dan supaya bisa mengeruk duit lebih banyak.

I Lop U Coldplay *nyetel lagu Atlas* !!

---------------------------------------------------------------------





reff : http://www.sebuah-dongeng.com/2014/01/the-hunger-games-catching-fire-2013.html

A Few Shabbat Thoughts

Whoever truly understood life is never in a rush.

and

There is never time to do it right, but there is always time to do it over.






reff : http://thedeserttabernacle.blogspot.com/2015/11/a-few-shabbat-thoughts.html

Pemuda Penjaga Rumah

Seorang pemuda
membuka mata di pagi buta
bergegas mempersiapkan diri
bersenjatakan sapu dan pengki
bergelut dengan debu rumah
dan rumput halaman

Tidak ada yang istimewa
hanya berbalutkan kaos lusuh
yang tampak dekil
dengan celana jeans kusam
yang penuh robekan kecil

Tubuhnya beraromakan penderitaan
mukanya polos dan cenderung bego

Tapi di balik itu semua
ada keinginan keras
atas mimpi yang tak terbatas
dengan hati yang membumi



reff : http://kelimut.blogspot.com/2014/09/pemuda-penjaga-rumah.html

Sabtu, 30 Januari 2016

NOSOLOGI

Sabtu, 30 Januari 2016 - 0 Comments

Nosologi berasal dari bahasa Yunani 'Nosos' yang berarti 'Penyakit'
Nosologi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang mengurusi pengelompokan penyakit-penyakit.

Penyakit dapat dikelompokan dari penyebabnya, patogenesis (mekanisme bagaimana bibit menyebabkan suatu penyakit) atau dari gejala/tanda. Dengan kata lain, penyakit dapat pula dikelompokan melalui sistem organnya, namun kebanyakan penyakit termasuk penyakit komplikasi yang melibatkan banyak organ.
Salah satu masalah utama dalam nosologi adalah ketika penyakit tidak dapat didefinisikan dan dikelompokkan terutama ketika patogenesis tidak diketahui. Maka biasanya diagnosis hanya dikatakan suatu sindrom.



reff : http://sunghyunri4077.blogspot.com/2013/05/nosologi.html

Trips in Borneo (New Look)

new-look-template

A few Last months we decided to change the template layout. From January 2012 we designed and coded new template in new look. Many things those we hoped order to the visitor can access and get more information easier in this blog site. There several things those made us to decide new look:
Read more ?



reff : http://tripsinborneo.blogspot.com/2012/07/trips-in-borneo-new-look.html

Noida extension update news 10 th June 2011| noida extension stay oreder

Noida extension update news 10 th June 2011| noida extension stay oreder




reff : http://rajnikanthealth.blogspot.com/2011/06/noida-extension-update-news-10-th-june.html

Yang Tak Ada Pada Dilwale

Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamualaikum dan hai semua...

FINALLY...

Selepas dua kali internet membazirkan masa Fitri dan menghabiskan bateri laptop Fitri, dapat juga download Bajrangi Bhaijaan.

Harap korang faham macam mana perasaannya bila mendownload dah separuh tetiba Failed-Network Error. Kau rasa nak kena parang ke kapak, internet? *gangster jap*

Yeayyy... dah tengok filem Salman Khan yang ramai sangat orang bandingkan dengan Dilwale.


Komen yang pertama.

Bajrangi Bhaijaan memang best. Bukan sahaja best tapi juga ohsem, gempak. Okay, jap... apalagi perkataan untuk menunggu best selain gempak? Hurrmmm.. ok, tak tau. --'

Komen yang kedua.

Tolonglah percaya... Fitri yang hati kering sekering biskut kering ni pun menangis bila tengok Bajrangi Bhaijaan. Dia mengalir tanpa dipaksa. Tetiba je rasa macam. Eh, apasal ada air kat pipi aku ni. Ok, itu drama! ;P


Part ni paling teruk Fitri menangis.
Nasib baik tengok sorang-sorang.
Kang kantoi depan mak.
Malu teman!!! >_<

Serius, beb! Kau kalau tak menangis bila tonton Bajrangi Bhaijaan, ternyata memang... hati kau lagi kering dari hati Fitri. Ahaksss... ;D

Komen yang ketiga.

Suka sangat lagu-lagu dia. Cuma ya, lagu dia tak macam lagu-lagu Dilwale. As a title, yang tak ada pada Dilwale. ^^


Lagu ni paling comel dan lagu ni secara rasminya jadi lagu feveret Fitri. ;D

Komen yang keempat.

Salman Khan dah makin sado dan dah makin hensem. Eh.... >_<

Dan budak tu pun comel. Auuwww... ;)



Copy terus dari Google.
Sesiapa yang tak cair tengok Harshaali Malhotra ni cuba cerita sikit dekat Fitri...

Komen yang kelima.

Jalan ceritanya dan tempat pengambarannya sangat menarik dan cantik. Cerita ni lebih berkisar tentang kemanusiaan. Tentang Shahida (HM) yang bisu dan berasal dari Pakistan. Dia mengikuti ibunya ke India untuk berubat.


Dalam perjalanan pulang ke Pakistan, kereta api rosak dan kereta api berhenti. Shahida terlihat anak kambing yang terjatuh ke dalam lubang. Dia turun dari kereta api untuk bantu anak kambing. Tak lama kemudian, kereta api pun bergerak.

Shahida cuba untuk memanggil ibunya tapi dia bisu. Dia melambai-lambai ke arah ibunya tapi ibunya tidur. Shahida tertinggal di India.


Part ni aje Fitri rasa sebak-sebak dah. Lepas tu Shahida naik sebuah lagi kereta api yang berhenti di situ. Dia sangka kereta api itu menuju ke Pakistan. Tapi, di pertengahan jalan kereta api tersebut berpatah semula ke India.

Dia turun di tempat yang dia sendiri tidak tahu di mana. Di situlah dia berjumpa dengan Pawan (SK). Kemudian, Pawan berusaha untuk menghantar semula Shahida kepada ibu bapanya. Bermacam-macam halangan yang terpaksa Pawan hadapi yang for sure korang memang akan rasa sebak kalau tak menangis pun. =')

Okay, malas dah nak taip. Ahaksss.... Fitri kasi korang intro aje. Nak cerita lebih-lebih karang, Fitri teriak sorang-sorang korang tak adanya nak tolong pos tisu. ;P

Komen yang keenam.

Fitri tak faham satu benda. Ada tali yang mereka ikat dekat masjid tu apa benda? *curious*

Komen yang ketujuh.

Bila Shahida menangis, seriously rasa macam nak aje pergi peluk. T_T



Komen yang ketujuh.

Dibandingkan dengan Dilwale?

Maaf, Fitri tak suka nak banding-banding. 

Masing-masing ada kehebatan dan keistimewaan masing-masing.

Dilwale lebih fokus pada keluarga, mafia, adik-beradik, hubungan percintaan, rakan-rakan.

Bajrangi Bhaijaan lebih fokus pada kemanusiaan, keluarga, negara, kejujuran.

Cuma apa yang dapat Fitri katakan.

Memang rugilah kalau tak tengok dua-dua filem ni.

Tapi satu aje, Bajrangi Bhaijaan tak ada Veer yang hensem. Eh.... ;P


Komen yang kelapan.

Malas dah nak komen banyak-banyak. Senang cerita korang pergilah tengok sendiri cerita Bajrangi Bhaijaan. Seriously memang best.

Dilwale pun best. Every movie has their own speciality. Hambik ko, aku speaking teruihh! Hahaha...

Apa yang ada pada Dilwale tak ada pada Bajrangi Bhaijaan.

Dan...

Apa yang ada pada Bajrangi Bhaijaan tak ada pada Dilwale.

Masing-masing ada kekurangan dan kelebihan.

Okay, nak merepek tu aje. Daaa... jangan lupa tau untuk tengok Bajrangi Bhaijaan. Konfem tak kering air mata. T_T

Nota hati :
Sesiapa yang mahu mengorder novel-novel Elee Mardiana
- Di Sebalik Wajah - Cinta Seorang Kekasih - Encik Abangku Romantik -
- Kalau Dah Jodoh - Kalau Dah Jodoh 2 - Takkan Ku Lepaskan Dia -
DAN
Novel Limited Edition Hasreeyati Ramli
- Hey Cinta Tunggu Aku -
Boleh inbox Fitri di Facebook atau Whatsapp di nombor 016-5666458.

Wassalam. Tata. Thanks sudi baca Fitri merepek. ^_^




reff : http://kupukupupurple.blogspot.com/2016/01/yang-tak-ada-pada-dilwale.html

Philippines : Mile Post #5

We checked out of our awesome cottage with some regret, the place was the highlight of the trip, and headed downtown to meet up with Mini and take a van to San Fernando, where our banca would be leaving from. The banca ride to Coron usually leaves the El Nido harbor, yet this boat was leaving at the very northmost point of the island, an anomaly that should have blipped on our radar. The previous evening, we discussed the boat ride with Joe, an expat who previously ran the most successful ferry between Coron and El Nido, and he had basically no information about the boat that we were chartering. Everything from the capacity to location of departure was a mystery, even to him, and was being coordinated by a lady that he hadn't worked with before. Joe originally claimed that this was a legal and licensed transport, but after some prodding, it appeared that this was a false claim. Furthermore, his original capacity claim of seven seemed like information he pulled out of his ass. He was a pretty decent guy though, but kind of shady, and recommended some advice: purchase drugs for sea-sickness, keep a light jacked, and extra food in our day-packs (although we were all under the impression lunch would be provided.


During the previous evening and that morning, they kept selling tickets to people. For being unsure of the safe capacity of the boat, they was a significant amount of people purchasing tickets. At least ten people gathered around in the morning, with luggage and smiles, waiting for the van which was parked on a side street.


Some of Mini's new acquaintances from China had already purchased tickets on the Jezebel for Friday. She assured them that they could cancel the reservations and Dacota, Mini, and the four new people set off to get their money while I watched the luggage. Forty minutes go by and they returned. Dacota, as the English speaking representative of the group, spent half an hour yelling at people, demanding a refund, and threatening to call the police if the company declined. With only a minor penalty for withdrawing their reservations, Dacota saved the day.

After that ordeal, and other hold-ups, we finally loaded up the van, our luggage stored on the roof, and thought we were leaving when we made a stop and more, and more, people boarded the already packed van. Eighteen people were now crammed in the van with one guy hanging onto the roof rack system, and we drove dirt roads until stopping short of San Fernando at a private beach.
3/5 rows of the van. Nine people, including me, are not featured in this picture (and some people are obscured by others) and are sitting around and behind me.
We'd been to San Fernando the first full day on Palawan, as described, and didn't remember a harbor of any sort. Obviously seeking to avoid the Coast Guard and Port Authorities, we arrived at a private beach as the launch point, this unregulated transport was about two-thirds the size of the banca we'd taken island hopping. During the island hopping, we joked about taking a small boat across the ocean, as a sketchy but epic tale. It turns out that we were to do exactly that! Oh, the irony.

The banca
The twenty or so tourists loaded up the boat, storing our bags within the cargo hull and launched a hour or more late.

The open ocean
A tarp was set up, perpendicular to the deck on the front of the ship, to help block the splashing water. Most people eventually moved to the back of the banca because they'd become drenched from the spraying water.

Some of the group
We'd met Harold and Thomas, two Germans that we'd be spending time with later, during the van trip and they sat listening to music, grinning from ear to ear, as if Buddhas, as the rocking boat jostled us about. I'd taken anti-nausea drugs during the van trip because the van ride was even worse than the open ocean, but popped the second pill into my mouth as soon as we started off. Because of this, or a rock hard stomach, the trip went great, and felt like a ride at a water-park.

A smoke break while steering our boat
There was a crew of three men, rum bottles numerous and stored within their small cabin. These men did not say a single word to us during the voyage and the focus and crazed look in their eye shone that they'd been through some shit in their life and carting around tourists was simply a good payday.

One of a hundred islands
Only during one stretch was land not visible. Being saturated with islands, the trip to Coron offered plenty of beaches and small land-masses to escape to if the weather worsened, or the boat began to sink. With this comfort cushion, I think all of us felt more secure. Fortunately the weather was beautiful because, if it wasn't, the trip would have gone down significantly different. The voyage, supposed to take six hours, took almost nine because we were so overloaded that the pilot was forced to reduce speeds so that water wouldn't pore into the boat. At various times, large waves brought hundreds of gallons of water on board, which was quickly shed via drainage holes. If the ocean hadn't been so smooth, this tale would have drastically changed.

While passing one island, the boat motor cut out and a smaller ship approached, the size of a lake canoe. Three additional people boarded our banca destined for Coron making a total of 26 people, and luggage, on the small ship. We didn't have any communication with these locals and it felt like we were taking aboard fugitives or drugs.

The sun begins to set
The voyage was full of conversation and the nine hours went by extremely quick. In fact, my voice is still attempting to recover from hours and hours of conversation over the roar of the engine. Besides Harold and Thomas, I had the pleasure to speak with Jennifer, Steve, Mini, and an Australian guy whose name I cannot recall.

Jennifer, a Chinese woman in her mid-thirties, and I struck up one of the most surprisingly conversation I've had in a long time. After I poorly attempted to describe the style of science fiction I enjoy writing she questioned be about my thoughts on OOBE's (out of body experiences). Wow! Talk about an awesome segue into something I never expected to hear from a Chinese citizen. She could have been from Eugene from the various topics we discussed. Everything from meditation, to OOBE's, to aliens and UFO's, to malevolent aliens running world leaders and corporate leaders. It was awesome! I should have conversed with her further yet during a lull of conversation, I struck up a conversation with Steve.

I heard Steve's life story, although his work history and its idiosyncrasies are already lost to me due to their convoluted complexity. He somehow finished university and began working in Germany until returning to the England to run a new branch within that company. Before starting his career though, he told the owner of this billion dollar company that he wanted to travel the world for a year and did exactly that. Once the year finished, he was happily given a position at the company making good money off the bat. From there, he moved to Paris for a few years, decided he was done with it, and returned to begin working as a loan broker (for large hedge funds) at a company his friend started. He did this for ten years until the market crashed. He took a year sabbatical, hoping the market would recover, which it never did and eventually proposed that the company buy him out of his contract.With this money, and some wise investing, Steve is now retired, and has been travelling the world for over two years straight. Anywhere from Asia to South America, he has seen it all. He literally does not have a home and, besides for a backpack and a few items left at a friends home in Hong Kong, lives with the clothes on his back. He gave me a copy of The Road, which he had just finished, and gave me a boatload of advice. His situation sounded perfect for the adventuring heart and we talked for a long time about the positives and negatives of the various courses of action I can choose in the immediate future. Although I'd hoped to speak with Jennifer longer, Steve and I spoke for a few hours straight.

Sunset on the boat 1
Sunset on the boat 2

Sunset on the boat 3

Just as it was getting really dark, we finally arrived at Coron. Temporarily docking on the pier, we unloaded our stuff, and said good-bye the various people we'd met. Throughout the next couple of days we ran into the folks met aboard ship and would catch up for a few minutes. I like to feel there was some good comradery built between our small band. The banca docked for less than five minutes and was gone, obviously seeking to avoid any kind of police involvement.

Harold and Thomas were staying at the same guesthouse as us and we walked to our accommodations while making plans for the following day. A snorkeling adventure and hot-spring soak was on the menu and would commence at noon. With plans for the following day, we ate dinner, which took forever to receive!!! and decided it would be best to turn in for the evening, having gotten only about a combined six hours of sleep for the past two nights. Still hungry though, after an entire meal, we stopped at a place to eat some curry and Dacota struck up a conversation with a girl from China, Susan, who we would see twice more. It made for a more interesting trip that we met, and continued to run into, so many of the same people. With full stomachs, we departed the physical into the dream world.



reff : http://alunarportal.blogspot.com/2014/02/philippines-mile-post-5.html

Jumat, 29 Januari 2016

How to treat gastritis?

Jumat, 29 Januari 2016 - 0 Comments


How to treat gastritis

Treatment depends on the cause of gastritis. Medications that neutralize stomach acid (antacids) or other medications that reduce stomach acid secretion will usually drive away the symptoms and improve / weaken the illness. Drugs and means that can cause gastritis should not be used (alcohol, non-steroidal anti rheumatics, iron preparations, etc.)
On the market there are two groups of preparations for the reducing of gastric acidity: H2-antagonists (ranitidine, cimetidine, famotidine) and proton pump inhibitors (omeprazole, pantoprazole, lansoprazole).
Treatment of gastritis caused by H. pylori is a combination of antibiotics, blockers of acid secretion and gastric mucosa protective. Currently the most accurate is triple therapy with two antibiotics against H. pylori in combination with drugs that block the secretion of acid or with protective (azithromycin + amoxicillin + omeprazole). It relieves symptoms, kills its cause and prevents relapse (return of the disease).




reff : http://gastritis-blog.blogspot.com/2013/10/how-to-treat-gastritis.html

Biopesticides

Biopesticides
Biopesticides
Biopesticides are biological agents, such as viruses, bacteria, fungi, mites, and other organisms used to control insect and weed pests in an environmentally and ecologically friendly manner.

Biopesticides allow biologically based, rather than chemically based, control of pests. A pest is any unwanted animal, plant, or microorganism. When the environment provides no natural resistance to a pest and when no natural antagonists are present, pests can run rampant.

For example, spread of the fungus Endothia parasitica, which entered New York in 1904, caused the nearly complete destruction of the American chestnut tree because no natural control was present. Viruses, bacteria, fungi, protozoa, mites, insects, and flowers have all been used as biopesticides.

Advantages of Biopesticides

Many plants and animals are protected from pests by passive means. For example, plant rotation is a traditional method of insect and disease protection that is achieved by removing the host plant long enough to reduce a region?s pathogen and pest populations.


Biopesticides have several significant advantages over commercial pesticides. They appear to be ecologically safer than commercial pesticides because they do not accumulate in the food chain.

Some biopesticides provide persistent control, as more than a single mutation is required to adapt to them and because they can become an integral part of a pest?s life cycle. In addition, biopesticides have slight effects on ecological balances because they do not affect nontarget species. Finally, biopesticides are compatible with other control agents.

The major drawbacks to using biopesticides are the time required for them to kill their targets and the inefficiency with which they work; also, if the organism being used as a biopesticide is a nonnative species, it may cause unforeseen damage to the local ecosystem.

Viruses and Bacteria

Viruses and Bacteria
Viruses and Bacteria
Viruses have been developed against insect pests such as Lepidoptera (butterflies and moths), Hymenoptera (bees, wasps, and ants), and Dipterans (flies).Gypsymoths and tent caterpillars, for example, periodically suffer fromepidemic virus infestations, which could be exploited and encouraged.

Many commensal microorganisms (microorganisms that live on or in other organisms causing no direct benefit or harm) that occur on plant roots and leaves can passively protect plants against microbial pests by competitive exclusion (that is, simply crowding them out). Bacillus cereus has been used as an inoculumon soybean seeds to prevent infection by fungal pathogens in the genus Cercospora.

Some microorganisms used as biopesticides produce antibiotics, but the major mechanism in most cases seems to be competitive exclusion. For example, Agrobacterium radiobacter antagonizes Agrobacterium tumefaciens, which causes the disease crown gall.

Species of two bacterial genera?Bacillus and Streptomyces?when added as biopesticides to soil help control the damping-off disease of cucumbers, peas, and lettuce caused by Rhizoctonia solani. Bacillus subtilis added to plant tissue also controls stem rot and wilt rot caused by species of the fungus Fusarium.

Mycobacteria species produce cellulose degrading enzymes, and their addition to young seedlings helps control fungal infection by species of Pythium,Rhizoctonia, and Fusarium. Species of Bacillus and Pseudomonas produce enzymes that dissolve fungal cell walls.

Bacillus thuringiensis Toxins

The best examples of microbial insecticides are Bacillus thuringiensis (B.t.) toxins, which were first used in 1901. They have had widespread commercial production and use since the 1960?s and have been successfully tested on 140 insects, including mosquitoes.

Insecticidal endotoxins are produced by B.t. during sporulation, and exotoxins are contained in crystalline parasporal protein bodies. These protein crystals are insoluble in water but readily dissolve in an insect?s gut.

Once dissolved, the proteolytic enzymes paralyze the gut. Spores that have been consumed germinate and kill the insect. Bacillus popilliae is a related bacterium that produces an insecticidal spore that has been used to control Japanese beetles, a corn pest.

The gene for the B.t. toxin has also been inserted into the genomes of cotton and corn, producing genetically modified, or GM, plants that produce their own B.t. toxin. GM cotton and B.t. corn both express the gene in their roots, which provides them with protection from root worms.

Ecologists and environmentalists have expressed concern that constantly exposing pests to B.t. will cause insects to develop resistance to the toxin. In such a scenario, the effectiveness of traditionally applied B.t.would decrease.

Fungi and Protozoa

Saprophytic fungi can compete with pathogenic fungi. There are several examples of fungi used as biopesticides, such as Gliocladium virens, Trichoderma hamatum, Trichoderma harzianum, Trichoderma viride, and Talaromyces flavus. For example, Trichoderma species compete with pathogenic species of Verticillium and Fusarium.

Peniophora gigantea antagonizes the pine pathogen Heterobasidion annosum by three mechanisms: It prevents the pathogen from colonizing stumps and traveling down into the root zone, it prevents the pathogen from traveling between infected and uninfected trees along interconnected roots, and it prevents the pathogen from growing up to stump surfaces and sporulating.

Nematodes are pests that interfere with commercial button mushroom (Agaricus bisporus) production. Several types of nematode-trapping fungi can be used as biopesticides to trap, kill, and digest the nematode pests.

The fungi produce constricting and nonconstricting rings, sticky appendages, and spores, which attach to the nematodes. The most common nematode-trapping fungi are Arthrobotrys oligospora, Arthrobotrys conoides, Dactylaria candida, and Meria coniospora.

Protozoa have occasionally been used as biopesticide agents, but their use has suffered because of slow growth and the complex culture conditions associated with their commercial production.

Mites, Insects, and Flowers

Well-known ?terminator? bugs include praying mantis and ladybugs as well as decollate snails, which eat the common brown garden snail. Fleas, grubs, beetles, and grasshoppers often have natural nematode species that prey on them, which can be used as biocontrol agents.

Predaceous mites are used as a biopesticide to protect cotton from other insect pests such as the bollwe evil. Parasitic wasps of the genus Encarsia, especially E. formosa, preyon whiteflies, as does Delphastus pusillus, a small, black ladybird beetle.

Dalmatian and Persian insect powders contain pyrethrins, which are a toxic insecticidal compounds produced in Chrysanthemum flowers. Synthetic versions of these naturally occurring compounds are found in products used to control head lice.



reff : http://lifeofplant.blogspot.com/2011/12/biopesticides.html

Minstrels of Saurashtra





reff : http://geethun.blogspot.com/2014/06/minstrels-of-saurashtra.html

Video Senam Mantaf 2015

https://www.youtube.com/watch?v=9G8Ms8D8GtE



reff : http://angkelbo01.blogspot.com/2015/12/video-senam-mantaf-2015.html

Model Norman Fairclough

Model Norman Fairclough


Karakteristik Analisis Wacana Kritis
Analisis wacana kritis melihat bahasa sebagai faktor penting, yakni bagaimana bahasa digunakan untuk melihat ketimpangan kekuasaan dalam masyarakat terjadi. Mengutip Fairclough dan Wodak (Badara, 2012:29), analisis wacana kritis menyelidiki bagaimana penggunaan bahasa kelompok sosial yang ada saling bertarung dan mengajukan versinya masing-masing. Berikut ini disajikan karakteristik penting dari analisis wacana kritis yang disarikannya oleh Eriyanto dari tulisan Van Dijk, Fairclough, dan Wodak:
Tindakan
Prinsip pertama, wacana dipahami sebagai sebuah tindakan. Dengan pemahaman semacam itu wacana diasosiasikan sebagai bentuk interaksi. Wacana bukan ditempatkan seperti dalam ruang tertutup dan internal. Wacana dipandang sebagai sesuatu yang bertujuan, apakah untuk memengaruhi, mendebat, membujuk, menyanggah, bereaksi, dan sebagainya.
Konteks
Analisis wacana kritis mempertimbangkan konteks wacana, seperti latar, situasi, peristiwa, dan kondisi. Wacana dalam hal ini diproduksi, dimengerti, dan dianalisis pada suatu konteks tertentu. Merujuk pada pandangan Cook (Badara, 2012:30), analisis wacana juga memeriksa konteks dari komunikasi: siapa yang mengomunikasikan dengan siapa dan mengapa; dalam jenis khalayak dan situasi apa; melalui medium apa; bagaimana perbedaan tipe dari perkembangan komunikasi; dan hubungan untuk setiap masing-masing. Studi mengenai bahasa di sini memasukkan konteks, karena bahasa selalu berada dalam konteks dan tidak ada tindakan komunikasi tanpa partisipan, interteks, situasi, dan sebagainya.
Histori
Menempatkan wacana dalam konteks sosial tertentu berarti wacana diproduksi dalam konteks tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa menyertakan konteks yang menyertainya. Salah satu aspek yang penting untuk bisa mengerti suatu teks ialah dnegan menempatkan wacana tersebut dalam konteks historis tertentu.

Ideologi
Ideologi memiliki dua pengertian yang bertolak belakang. Secara positif, ideologi dipersepsi sebagai suatu pandangan dunia yang menyatakan nilai kelompok sosial tertentu untuk membela dan memajukan kepentingan-kepentingan mereka. Adapun secara negatif, ideologi dilihat sebagai suatu kesadaran palsu, yaitu suatu kebutuhan untuk melakukan penipuan dengan cara memutarbalikkan pemahaman orang mengenai realitas sosial. Sebuah teks tidak pernah lepas dari ideologi dan memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca ke arah suatu ideologi.
Analisis Wacana Kritis (AWK) Model Norman Fairclough
Norman Fairclough (Badara, 2012:26) mengemukakan bahwa wacana merupakan sebuah praktik sosial dan membagi analisis wacana ke dalam tiga dimensi yaitu text, discourse practice, dan sosial practice. Text berhubungan dengan linguistik, misalnya dengan melihat kosakata, semantik, dan tata kalimat, juga koherensi dan kohesivitas, serta bagaimana antarsatuan tersebut membentuk suatu pengetian. Discourse practice merupakan dimensi yang berhubungan dengan proses produksi dan konsumsi teks; misalnya, pola kerja, bagan kerja, dan rutinitas saat menghasilkan berita. Social practice, dimensi yang berhubungan dengan konteks di luar teks; misalnya konteks situasi atau konteks dari media dalam hubungannya dengan masyarakat atau budaya politik tertentu.
Model Norman Fairclough (Eriyanto, 2001: 286) membagi analisis wacana kritis ke dalam tiga dimensi, yakni:
Dimensi Tekstual (Mikrostruktural)
Setiap teks secara bersamaan memiliki tiga fungsi, yaitu representasi, relasi, dan identitas. Fungsi representasi berkaitan dengan cara-cara yang dilakukan untuk menampilkan realitas sosial ke dalam bentuk teks. Analisis dimensi teks meliputi bentuk-bentuk tradisional analisis linguistik ? analisis kosa kata dan semantik, tata bahasa kalimat dan unit-unit lebih kecil, dan sistem suara (fonologi) dan sistem tulisan. Analisis yaitu kohesi dan koherensi, tata bahasa dan diksi.



Dimensi Kewacanan (Mesostruktural)
Dimensi kedua yang dalam kerangka analisis wacana kritis Norman Fairclough ialah dimensi kewacanaan (discourse practice). Dalam analisis dimensi ini, penafsiran dilakukan terhadap pemrosesan wacana yang meliputi aspek penghasilan, penyebaran, dan penggunaan teks. Dari kewacanaan dapat dilihat dari:
Produksi Teks
Pada tahap ini dianalisis pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksi teks itu sendiri (siapa yang memproduksi teks). Analisis dilakukan terhadap pihak pada level terkecil hingga bahkan dapat juga pada level kelembagaan pemilik modal.
Penyebaran Teks
Pada tahap ini dianalisis bagaimana dan media apa yang digunakan dalam penyebaran teks yang diproduksi sebelumnya. Apakah menggunakan media cetak atau elektronik, apakah media cetak koran, dan lain-lain. Perbedaan ini perlu dikaji karena memberikan dampak yang berbeda pada efek wacana itu sendiri mengingat setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Konsumsi Teks
Dianalisis pihak-pihak yang menjadi sasaran penerima/pengonsumsi teks. Contoh pada kasus wacana media perlu dilakukan analisis yang mendalam mengenai siapa saja pengonsumsi media itu sendiri. setiap media pada umumnya telah menentukan ?pangsa pasar?nya masing-masing.

Dimensi Praktis Sosial-Budaya (Makrostruktural)
Dimensi ketiga adalah analisis praktik sosiobudaya media dalam analisis wacana kritis Norman Fairclough merupakan analisis tingkat makro yang didasarkan pada pendapat bahwa konteks sosial yang ada di luar media sesungguhnya memengaruhi bagaimana wacana yang ada ada dalam media. Ruang redaksi atau wartawan bukanlah bidang atau ruang kosong yang steril, tetapi juga sangat ditentukan oleh faktor-faktor di luar media itu sendiri. Praktik sosial-budaya menganalisis tiga hal yaitu ekonomi, politik (khususnya berkaitan dengan isu-isu kekuasaan dan ideologi) dan budaya (khususnya berkaitan dengan nilai dan identitas) yang juga mempengaruhi istitusi media, dan wacananya. Pembahasan praktik sosial budaya meliputi tiga tingkatan Tingkat situasional, berkaitan dengan produksi dan konteks situasinya Tingkat institusional, berkaitan dengan pengaruh institusi secara internal maupun eksternal. Tingkat sosial, berkaitan dengan situasi yang lebih makro, seperti sistem politik, sistem ekonomi, dan sistem budaya masyarakat secara keseluruhan. Tiga level analisis sosiocultural practice ini antara lain:
Situasional
Setiap teks yang lahir pada umumnya lahir pada sebuah kondisi (lebih mengacu pada waktu) atau suasana khas dan unik. Atau dengan kata lain, aspek situasional lebih melihat konteks peristiwa yang terjadi saat berita dimuat.
Institusional
Level ini melihat bagaimana persisnya sebuah pengaruh dari institusi organisasi pada praktik ketika sebuah wacana diproduksi. Institusi ini bisa berasal dari kekuatan institusional aparat dan pemerintah juga bisa dijadikan salah satu hal yang mempengaruhi isi sebuah teks.
Sosial
Aspek sosial melihat lebih pada aspek mikro seperti sistem ekonomi, sistem politik, atau sistem budaya masyarakat keseluruhan. Dengan demikian, melalui analisis wacana model ini, kita dapat mengetahui inti sebuah teks dengan membongkar teks tersebut sampai ke hal-hal yang mendalam. Ternyata, sebuah teks pun mengandung ideologi tertentu yang dititipkan penulisnya agar masyarakat dapat mengikuti alur keinginan penulis teks tersebut.
Gerindra Target Menang di Mayoritas Daerah
JAKARTA-Partai Gerakan Indonesia Raya memiliki optimism tinggi meraih hasil maksimal dalam ajang pemilihan kepala darah (pilkada) serentak 2015. Dengan modal sebagai partai peraih suara terbanyak ketiga pemilu 2014 dan tidak terbelenggu konflik internal, Partai Gerindra memasang target untuk bias memenangkan sebanyak-banyaknya daerah yang mendpat jatah pilkada serentak pada Desember 2015.
? Untuk keseluruhan, kita targetkan bias menangkan pilkada tahun ini,? kata Sekertaris Jendral DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani kepada wartawan kemarin (10/4).
Menurut Muzani, target itu merupakan salah satu keputusan rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Gerindra yang berlangsung 8 April lalu. Muzani menilai, kesuksesan Partai Gerindra pada pemilu 2014 sejatinya lebnih banyak karena kontribusi kader. Karena itu, tidak ada salahnya para kader kembali dioptimalkan demi memeperkuat posisi Gerindra di kancah politik daerah.
? Pilkada ini bagian dari proses konsolidasi menuju (pemilu nasional) 2019. Kita ingin jumlah kursi yang makin signifikan supaya keberadaan partai makin bias dirasakan masyarakat,? ujarnya.
Muzani menyatakan, kader terbaik Partai Gerindra akan ditempatkan sebagai prioritas untuk dicalonkan sebagai kepala daerah. Aspek kapabilitas dan akseptabilitas akan menjadi pertimbangan bagi DPP Partai Gerindra untuk menentukan calon kepala daerah.
Analisis wacana model Norman Fairclough
Teks
Struktur makro
Tema : Gerindra Target Menang di Mayoritas Daerah
Bukti : Partai Gerakan Indonesia Raya memiliki optimism tinggi meraih hasil maksimal dalam ajang pemilihan kepala darah (pilkada) serentak 2015.
Pembahasan: partai Gerindra mentargetkan pada tahun ini ia kana bisa memengankan dalam pilkada.
Super struktur
Pendahuluan
Bukti : Partai Gerakan Indonesia Raya memiliki optimism tinggi meraih hasil maksimal dalam ajang pemilihan kepala darah (pilkada) serentak 2015. Dengan modal sebagai partai peraih suara terbanyak ketiga pemilu 2014 dan tidak terbelenggu konflik internal, Partai Gerindra memasang target untuk bias memenangkan sebanyak-banyaknya daerah yang mendpat jatah pilkada serentak pada Desember 2015.
Pembahasan: partai Gerindra optimistis akan meraih suara terbanyak pada tahun 2015. Karena kemarin di pemilihan 2014 ia memduduki tingkat ketiga.
Isi
Bukti: ? Untuk keseluruhan, kita targetkan bias menangkan pilkada tahun ini,? kata Sekertaris Jendral DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani kepada wartawan kemarin (10/4).
Pembahasan : Ahmad Muzani menyampaikan bahwa ia optimistis bisa memenagnkan pilkada pada tahun 2015 dengan dibanatu kader-kader maka ia semakin optimistis untuk menang.
Penutup
Bukti : Muzani menyatakan, kader terbaik Partai Gerindra akan ditempatkan sebagai prioritas untuk dicalonkan sebagai kepala daerah. Aspek kapabilitas dan akseptabilitas akan menjadi pertimbangan bagi DPP Partai Gerindra untuk menentukan calon kepala daerah.
Pembahasan : dalam pemilihan ini kader yang terbaik nanti akan dicalonkan sebagai kepala daerah,

Struktur mikro
Akan
Bukti : Muzani menyatakan, kader terbaik Partai Gerindra akan ditempatkan sebagai prioritas untuk dicalonkan sebagai kepala daerah. Aspek kapabilitas dan akseptabilitas akan menjadi pertimbangan bagi DPP Partai Gerindra untuk menentukan calon kepala daerah.
Pembahasan :  akan disini sesuatu yang akn terjadi bahwa Gerindra berencana bila kader yang terbaik akan dicalonkan sebgai kepala daerah serta kapabilitas dan aksetabilitas yang akan menjadi pertiimbangannya.
Kondisi sosial
Jika dilihat bahwa kondisi sosial masyarakat partai Gerindra akan menang dengan adanya dukungan dari kader serta dengan peringkat ketiga pada peilihan tahun 2014 kemarin.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Dr. , M.Pd. Handout Mata Kuliah Analisis Wacana.
Hamad, Ibnu. tt. Perkembangan Analisis Wacana dalam Ilmu Komunikasi: Sebuah Telaah Ringkas. http://google.com. Diakses 16/05/15.
Rosidi, Imron. 2009. Analisis Wacana. http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/kajian-bahasa-26.html. Diakses 16/05/15.
 http://syahrishareswithu.blogspot.com/2011/12/analisis-wacana-kritis-model-van-dijk.html diakses 16/05/15.






reff : http://sietis.blogspot.com/2015/06/model-norman-fairclough.html

Tugas


Tugas membuat soal kelompok 2 (Bentuk-Bentuk Lingual atau Satuan-Satuan Gramatik)
1.
Bagaimana proses menyetudi ilmu bahasa?
2.
Unsur apa saja yang ada di dalam satuan lingual?
3.
Bagaimana ciri-ciri dari unsur ultimat dan unsur langsung?
4.
Bagaimana unsur-unsur ultimat dan unsur langsung dapat di tentukan?
5.
Bagaimana cara membedakan bentuk dasar dan bentuk awal?
6.
Apa tujuan dan manfaat untuk mempelajari dan mengetahui bentuk-bentuk lingual dan satuan gramatik?
7.
Apakah bentuk tunggal dan bentuk kompleks saling berkaitan? Jelaskan!
8.
Bagaimana proses terjadinya unsur-unsur ultimat?
9.
Apakah ada ciri-ciri khusus dari bentuk-bentuk lingual?
10.
Apa kelebihan dan kekurangan dari bentuk-bentuk lingual dan satuan gramatik?




reff : http://morfemdanprosedurpengalamannya3.blogspot.com/2013/10/tugas.html

Subscribe

Berlangganan artikel via email

© 2013 Ruang Inspirasi 2015. All rights reserved.
Designed by SpicyTricks